Welcome To Soja Resto Blogs
Sejak kapan masakan gudeg mulai dikenal? Seperti apa pula ceritanya hingga makanan ini menjadi begitu populer?
Melansir dari laman National Geographic, sejarah terciptanya gudeg bermula pada masa dibangunnua kerajaan Mataram Islam di alas Mentaok, di daerah kotagede Yogyakarta pada abad ke 15.
Murdijati Gardjito, seorang profesor di Pusat Kajian Makanan Tradisional (PKMT), Pusat Studi Pangan dan Gizi UGM yang juga seorang penulis buku berjudul Gudeg Yogyakarta, menjelaskan bahwa gudeg pertama kali dibuat oleh prajurit kerajaan karena mendapati buah nangka muda, melinjo dan kelapa berlimpah.
"Saat pembangunan kerajaan Mataram di alas Mentaok, banyak pohon ditebang. Di antaranya ada pohon nangka, melinjo dan kelapa. Karena buah dari pohon ini melimpah, prajurit membuatnya sebagai masakan kemudian terciptalah gudeg," ungkap Murdijati.
Cara memasak bahan-bahan di atas adalah dengan cara diaduk terus menerus atau dalam bahasanya Jawanya Hangudek, maka masakan ini diberi nama Gudeg. Dalam sastra Hawa Serat Centhini, disebutkan jika gudeg juga menjadi salah satu masakan yang disajikan untuk para tamu kerajaan Mataram di abad 16.
https://www.merdeka.com/gaya/asal-usul-gudeg-yang-tercipta-dari-tangan-prajurit-mataram-kala-babat-alas.html
Reporter : Tantri Setyorini
Tak hanya di Jogja, gudeg juga menjamur di Kota Solo, Jawa Tengah. Tetapi, tahukah kamu beda dari gudeg Jogja dan Solo?
4 Perbedaan Gudeg Solo dan Jogja
1. Warna
Perbedaan pertama dari kuliner lezat ini terletak pada warnanya.Gudeg Jogja berwarna lebih cokelat karena dimasak dengan menggunakan daun jati. Sedangkan gudeg di Solo lebih berwarna keputihan dan tidak secokelat gudeg Jogja.
2. Kuah
Kamu bisa melihat perbedaan dari kuline ini dari penyajiannya. Gudeg Solo disajikan dengan kuah dan gudeg Jogja cenderung kering. Kalau kamu suka yang kering atau pakai kuah?
3. Menu Pelengkap
Perbedaan selanjutnya terletak dari menu pelengkap dari gudeg. Untuk gudeg khas Jogja disajikan dengan menu daging ayam, tempe atau tahu bacem, dan krecek pedas. Sementara gudeg di Solo ditemani dengan menu pilihan ceker, krecek, daun singkong hingga sayur kacang tolo.
4. Cita Rasa
Perbedaan terakhir dari kuliner yang terbuat dari nangka muda ini adalah dari cita rasanya. Jika kamu cenderung menyukai makanan manis, gudeg Jogja adalah jawabannya. Sedangkan jika kamu penyuka makanan asin, gudeg Solo adalah pilihannya.
https://www.solopos.com/beda-gudeg-solo-dan-jogja-ada-yang-tahu-1108875.
Editor :
Penulis: Nugroho Meidinata
TEMPO.CO, Jakarta - Jembatan Kaca Kemuning, Karanganyar yang dibuka pertama kali pada 1 Januari 2023 tercatat dikunjungi oleh 1.995 pengunjung hingga pukul 15.00 WIB. Semantara itu, jam operasional jembatan ini ditutup hingga pukul 16.45 WIB.
Ribuan pengunjung tersebut rela mengantre untuk masuk menikmati destinasi wisata jembatan kaca yang awalnya tempat agrowisata kebun teh. Dikutip dari laman joglosemarnews.com mitra Teras.id, pelat nomor kendaraan yang parkir saja sangat beragam, tidak hanya dari dalam kota saja, tetapi dari luar kota Karanganyar, yaitu Solo, Jakarta, Jawa Barat, dan Jawa Timur pun demikian.
Wajar saja, banyak pengunjung berbondong-bondong mendatangi jembatan kaca lantaran jembatan ini menyajikan keistimewaan yang tak tertandingi berupa keindahan alam. Keindahan ini dapat dilihat oleh para pengunjung di atas jembatan yang tinggi. Selain keindahan alam nan sejuk dan asri, para pengunjung juga disajikan keistimewaan lainnya ketika mengunjungi objek wisata ini.
Keistimewaannya adalah para pengunjung hanya membayar tiket masuk area wisata saja yang terdiri dari sejumlah objek wisata lainnya, termasuk jembatan kaca dan kebun teh. Selain itu, para pengunjung juga bisa menantang dirinya dengan menaiki permainan atraksi berupa flying fox di jembatan kaca.
Manager Jembatan Kaca Kemuning, Tama menjelaskan, pihaknya tidak menyangka banyak pengunjung datang masuk ke kompleks wisata Jembatan Kaca sejak pukul 09.00 WIB. Padahal, kondisi jembatan ini belum rampung seluruhnya karena baru melakukan pembangunan 30 persen atau sepanjang 30 meter.
“Baru saja, kami melakukan gladi bersih mengenai kesiapan sekitar pukul 08.30 WIB, tetapi ribuan pengunjung sudah mengantre di area wisata jembatan kaca, bahkan beberapa pengunjung berebut ingin masuk lebih dahulu ke dalam jembatan kaca,” kata Tama pada Ahad, 1 Januari 2023.
Mengingat banyaknya pengunjung yang mengantre, nantinya akan diberlakukan pembatasan orang untuk masuk ke dalam. Misalnya, setiap trip masuk jembatan dapat dibatasi 12 orang saja bergiliran dan dilakukan secara berkelanjutan. Selain itu, terdapat pula aturan masuk yang ketat untuk pengunjung, yaitu melepas alas kaki agar tidak tergelincir karena kaca di jembatan relatif lentur.
ementara itu pemilik Lawu Grup sekaligus kontraktor Jembatan Kaca Kemuning, H Parmin Sastro mengatakan, terhitung pembukaan perdana tahap satu pada 1 Januari 2023, pengunjung jembatan kaca ini digratiskan alias tidak dipungut tiket masuk. Akibatnya, para pengunjung hanya membayar tiket masuk area wisata saja, bukan tiket obyek wisata jembatan kaca. Pembayaran tiket masuk pengunjung akan diberlakukan, jika pembangunan jembatan sudah rampung 60 persen atau lebih secara bertahap. Misalnya, ketika rampung 60 persen, pengunjung cukup bayar Rp25.000 per orang dan seterusnya hingga rampung 100 persen baru membayar Rp50.000 per orang.
Sebelum dibuka perdana pada 1 Januari 2023, Bupati Karanganyar, H. Juliyatmono bersama Wakil Bupati Karanganyar, H. Rober Christanto didampingi jajaran kepala OPD dan BUMD Kabupaten Karanganyar melaksanakan soft launching Jembatan Kaca Kemuning pada Sabtu, 31 Desember 2022. Saat itu, Juliyatmono menjelaskan banyak filosofi jembatan kaca, salah satunya adalah ikhtiar dan rasa percaya diri yang terwujud dalam setiap langkah kaki ketika melalui jembatan kaca.
Jembatan kaca ini dibangun di lahan seluas 20 hektare yang dikelola Pemerintah Kabupaten Karanganyar bersama PT. Rumpun Sari Kemuning dan The Lawu Group. Nantinya, destinasi wisata ini akan dikembangkan menjadi wisata 3R, yaitu rekreasi, resto, dan resor berbentuk glamping, seperti dilansir karanganyarkab.go.id.
Jembatan Kaca Kemuning akan menjadi satu-satunya jembatan kaca terpanjang di Indonesia dengan panjang sekitar 120 meter yang pembangunannya ditargetkan akan rampung pada lebaran 2023.
RACHEL FARAHDIBA R
https://travel.tempo.co/read/1674947/jembatan-kaca-kemuning-karanganyar-terpanjang-di-indonesia-hari-pertama-dikunjungi-ribuan-pengunjung
Pastinya semua orang ingin atau pernah mengunjungi kota yogyakarta kan?
Terdapat salah satu makanan khas bahkan menjadi legendaris khas yogyakarta yaitu Gudeg. Gudeg adalah hidangan khas Provinsi Yogyakarta dan Jawa Tengah yang terbuat dari nangka muda yang dimasak dengan santan.
Untukmemasak gudeg perlu waktu berjam-jam yaitu nangka muda dan daun jati yang akan menghasilkan warna coklat. Gudeg biasanya dimakan dengan nasi dan disajikan dengan santan kental (areh), ayam kampung, telur, tempe, tahu dan sambal goreng atau krecek.
Ada beberapa jenis gudeg; kering, basah, gaya Yogyakarta, gaya Solo dan gaya Jawa Timur. Gudeg kering hanya memiliki sedikit santan dan memiliki sedikit kuah. Gudeg basah mengandung lebih banyak santan.
Gudeg yang paling umum berasal dari Yogyakarta, dan biasanya lebih manis, lebih kering dan berwarna kemerahan karena penambahan daun jati sebagai pewarna.
Gudeg solo dari kota Surakarta lebih berair dan berkuah, banyak santan, dan berwarna keputihan karena umumnya tidak ditambahkan daun jati. Gudeg Yogyakarta biasa disebut "gudeg merah", sedangkan gudeg Solo disebut juga "gudeg putih".
Gudeg gaya Jawa Timur memiliki rasa yang lebih pedas dibandingkan dengan gudeg gaya Yogyakarta yang lebih manis.
Meskipun pada dasarnya bukan termasuk makanan yang tahan lama, gudeg dapat kita temukan dalam berbentuk kaleng agar bisa tahan lebih lama untuk dibawa ke luar kota.
Walaupun berbentuk kalengan, gudeg ini sama sekali tidak memakai pengawet. Proses pengawetan dilakukan sesuai prosedur dengan cara disterilisasi untuk mematikan bakteri yang mempercepat pembusukan.
Saking terkenalnya, gudeg sudah diekspor ke negara tetangga seperti Malaysia dan Singapura. Tentu saja dengan adanya gudeg kalengan ini bisa mengobati rasa rindu orang Indonesia yang tinggal di luar negri, dan memperkenalkan kuliner Indonesia di mancanegara.
Konten ini telah tayang di Kompasiana.com dengan judul "Gudeg Makanan Khas Indonesia yang Mendunia", Klik untuk baca:
https://www.kompasiana.com/herninafitriani1678/62cec3296e7f016e3004f492/gudeg-makanan-khas-indonesia-yang-mendunia
Kreator: Hernina Fitriani Astuti
0857-7904-3620
soja@utra.co.id
Jl. Raya Solo - Sragen KM 7,5